Rabu, 14 Maret 2012

Belajar dari Lingkungan

Kemaren Indah masak ca brokoli dan tahu, buncis dan wortel direbus, juga kentang, tapi nasi tetap ada.Cuaca makin hari makin hangat.  Matahari mulai sering bersinar. Sore hari masih terang benderang, seperti jam dua belas waktu di Indo.  Kita duduk-duduk di kursi meja kebun yang menghadap ke hutan sambil minum kopi ditemani marble cake dan pisang goreng.  Wah nikmatnya.  Burung-burung berkicau berlompatan di dahan pohon.  Daun-daun hijau cerah. unga-bunga bermekaran.  Sungguh pemandangan yang indah.  Hawa pun segar dan bersih.  Sudah lama aku tak merasakan keindahan seperti ini. Terima kasih, Tuhan pencipta alam semesta.



Selama aku tinggal di sini, aku banyak belajar.  Mulai dari hal-hal yang praktis seperti kebersihan (di sini walau setiap rumah tidak ada pembantu, tapi rumah selalu dalam keadaan bersih dan rapi). Dua hari sekali kamar mandi dibersihkan bahkan lantai kamar mandi bisa dilap pakai tissue, saking kering dan bersihnya.   Wastafel sampai krannya pun mengkilap. Tapi yang belum biasa bagiku, handuk yang baru dipakai langsung dipakai untuk keset. Dari Indah juga aku belajar menghargai hak hidup tanaman. Di teras kebunnya yang ditata dengan batu bata....pada musim semi seperti ini di sela-sela batu tersebut sering ditumbuhi tanaman kecil. Kalau orang tidak "ngeh" itu dianggap tanaman liar yang gak ada guna. Kalau di Indo aku menemukan itu pasti aku sudah cabut lalu aku buang. Tapi Indah lain. Ia mencabuti dengan hati-hati tanaman-tanaman itu lalu ia pindahkan ke lahan yang lain. Dia sangat telaten mencabut lalu menanam kembali tanaman liar yang tumbuh di sela-sela batu itu. Selain itu...bila ada tanaman yang sudah lebat dan harus digunting, ia tak pernah membuang guntingannya. Ia selalu menanam kembali batang yang telah digunting itu ke tempat lain. "Gak tega membuang tanaman. Kan tanaman juga punya hak hidup," katanya.





Keong  yang  Marah
Ada pengalaman lucu, dia pernah membeli aneka tanaman bunga. Lalu dengan semangat dia tanam di kebunnya. Berharap suatu hari nanti bunga-bunga di kebunnya akan cantik bermekaran dan pasti kebunnya akan terlihat semarak. Tapi apa yang terjadi?  Keesokan harinya, ia melihat tanaman yang kemarin baru ditanam itu habis dimakan keong. Dia kesal sekali.  Kemudian dia ambil ember berisi air panas, lalu keong-keong itu dia masukan ke dalam ember air panas. Eh malamnya, dia mengalami mimpi buruk.  Keong-keong itu mendatanginya. Sejak saat itu, dia membiarkan keong yang memakan tanamannya atau paling tidak keong perusak itu diambil lalu dipindahkan ke hutan. Indah adalah orang yang peka sehingga ia bisa merasakan sakitnya tanaman atau hewan yang teraniaya.


Duduk-duduk membaca buku di bangku piknik di halaman belakang sambil mendengarkan musik  dari laptop dan sesekali  me mandangi kupu-kupu yang hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain,  sungguh sangat nyaman. Benar-benar relaks.Tadi pagi ntah mengapa, saat aku bangun kok kepala sedikit muter? hehe... ada apa ini?  Aha...mungkin kemaren nyaris seharian mendengarkan iphod. Kenapa ya, setiap mendengar terlalu lama musik yang langsung ke kuping keseimbanganku terganggu. Lumayan. Kadang kala sindrom itu masih suka keluar. Tiba-tiba merasa gloomy. Sedikit depresi. Tapi untungnya sedang berada di negeri yang baru sehingga aku menemukan suasana baru. Pikiranku pun terselimur. Orang yang tidak tahu sindrom ini akan mengatakan aku mengada-ada. Mereka tidak pernah merasakan sih.  Walau udah pergi jauh dengan suasana baru sindrom itu masih suka mengikuti. Huh udah dong berhenti. Aku mau bekerja dan meneruskan hidup. Berbuat banyak buat orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar