Selasa, 17 April 2012
Ke Paris dan Brussel
Mampir di Brussel
Setelah sehari sebelumnya mempersiapkan barang bawaan, akhirnya pada hari jumat pagi kita berlima: Indah, Chiel, Nani, Ida, dan aku meluncur ke Paris. Rencananya sebelum ke Paris kita akan mampir dulu ke Brussel. Perjalanan dari Belanda menuju Belgia sungguh indah. Hari itu cuaca sangat panas. Temperatur di luar sekitar 36 derajat. Setelah memakan waktu sekitar 4 jam, kita pun sampai di Brussel. Mobil di parkir di depan Palais. Tepatnya dekat taman dekat istana. Dari situ aku harus jalan cukup jauh menuju museum Margritte yang terletak di koningsplein 1. Masuk ke museum kita harus bayar 8 euro. Penjagaan di dalamnya sangat ketat. Tas yang aku bawa ternyata cukup besar dan tidak boleh dibawa masuk. Museum terdiri dari 5 lantai. Kita naik ke lantai atas harus dengan lift. Masuk ke dalam museum kita menemukan bukan hanya lukisan tapi juga ada video tentang Magritte, juga print yang dimuat di majalah atau koran. Di dalam sini kita sama sekali tidak boleh memotret. Penjagaan luar biasa ketat, si penjaga bolak-balik mengamati pengunjung yang barangkali nekat motretin lukisan. Melihat lukisan Margritte ini kesanku begitu misterius. Dan sudah tentu gak bisa langsung dicerna. Jadi harus lama memandanginya. Melihat lukisan Magritte yang beraliran surealisme cukup menyegarkan dan membuat wawasan bertambah.
Sedikit Tentang Magritte
Rene Margritte lahir pada tanggal 21 Nov 1898. Dia merupakan sulung dari 3 bersaudara. Waktu ia masih muda ia sering berpindah-pindah, karena masalah keuangan ayahnya yang kurang bagus. Ibunya bunuh diri pada tahun 1912. Mulai dari umur 12, ia ikut les melukis pada gurunya di sekolah. Dia menyukai film de Fantomas. Ia juga suka membaca buku-bukunya Edgar allan Poe dan Maurice Leblanc. Sebelum tahun 1914 dia tinggal di Brussels. Waktu dikermis van charleoi, ia bertemu seorang perempuan yang bernama Georgette. dan beberapa tahun kemudian ia pun bertemu lagi dengan Georgette di hofstadt. Kemudian Margritte pun menikah dengan Georgette. Waktu sekolah di akademi ia bertemu dengan Schilder Victor Servanckx dan Piere Louis Fouquet. Lalu ia mengikuti aliran mereka yaitu Constructivisme. Mereka pun membuat majalah 7 Arts. Pada periode itu ia membuat Eerst Afficheontwerpen dan pekerjaan dekoratif. Pada tahun 1922 berteman dengan guru piano kakak laki-lakinya Paul yang bernama E.L.T Mesens dari Mesens ia mengenal Nihilistiche Esthetiek van het Dadaisme. Tahun 1923 ketemu dengan seorang penyair Marcel Le Comte, lalu Marcel memproduksi lagu-lagu cinta dari Giorgio de Chidico dari sini mulai timbullah inspirasi yang luar biasa dengan lahirnya aliran Surealistik pada tahun 1926 ia mulai lukisannya yang diberi judul De Verdwaalde Jockey (Joki yang Kesasar) sampai akhirnya di Brussels hadir group lukisan Surealistik yang kemudian menjadi terkenal. Di samping Margritte ada aliran yang lebih hebat lagi yaitu Paul Nougie, Camille Goemans, E.L.T Mesens, Marcel Le Comte. Andre Souris, dan Louis Scutenaire. Tahun 1928 dia melakukan penandatanganan untuk pameran lukisannya di galerie L'Epoque yang punya galeri ini namanya Paul Gustave van Hecke, suami dari Norine, voor wie margritte reclame op drachten uitvoert. Tahun 1927 Rene Margritte dan Georgette (istrinya) pindah ke Paris. Margritte meninggal tgl 15 Agustus 1967
Aku menikmati lukisan di museum Magritte sendirian sementara temanku yang lain lebih suka menikmati toko-toko di sekitaran Grand Place atau Grote Markt. Setelah puas menyaksikan koleksi lukisan di museum itu, aku pun keluar dan berjalan cukup jauh menuju taman di depan Palais. Matahari bersinar dengan teriknya. Sesampainya di taman, aku memilih untuk mencari tempat duduk lalu duduklah aku di sana sendirian menunggu teman-temanku yang sedang asik belanja-belenji. Buatku saat itu rasanya gak sanggup jalan ke Grote Markt, gila panasnya luar biasa sinting, lagian dulu aku sudah pernah ke sana jadi gak perlulah ke sana lagi. hehehe...padahal males aja. Hampir sekitar dua jam-an aku menunggu mereka di taman. Mau nulis buku ketinggalan di dalam mobil. Jadi ya jalan-jalan aja sendirian. kalau bosen duduk sambil ngelamun. hehehehe. Setelah menunggu 2 jam-an mereka pun datang. Perjalanan dilanjutkan ke Paris. Perjalanan ke Paris dengan mobil seperti kali ini baru pertama kalinya untukku. Biasanya dulu aku naik kereta. Jalan tol yang dilalui begitu panjang. Sementara pemandangan di kanan kiri berupa padang rumput yang hijau. Jalan panjang menuju Paris...banyak sekali melewati tanjakan dan turunan. Saat itu aku sempat melihat plang stasiun Midi. Ah jadi inget masa lalu...naik kereta dari Paris menuju Belanda berhenti di stasiun Midi.
Jalan ke Paris
Nginep di Hotel Marriott, Colombes Paris.
Kurang lebih tiga setengah jam, kita sampai juga di Paris. Bukan di tengah kotanya, tapi agak ke pinggiran, nama daerahnya Paris Colombes. Daerah ini banyak dihuni oleh para imigran. Kebanyakan imigran dari Afrika. Suasana di depan hotel Marriott, agak semrawut, karena jalanan sedang dibangun. Bangunan-bangunan flat di depannya pun...gak ada nafas Perancisnya. Bahkan lebih mirip suasana di Indonesia. Aku pun seperti tak percaya, "Ini betul Paris??? Kok kayak di Klender??" batinku. Di Mariott kita menginap 4 hari 3 malam. Lagi ada promosi bayar per-orang sekitar 115 euro. Harga yang lumayan murah. Mariott di Paris Colombes ini adalah hotel berbintang 4. Petugas hotelnya minimalis banget, tapi bener-bener profesional.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar