Sabtu, 14 April 2012
Ketemuan Iwan, Indah, Ikyu di Leiden.
Rencananya hari ini aku ketemuan ama Iwan dan Indah di Leiden. Jam sebelas pagi setelah bangun kesiangan aku langsung mandi, makan, dan siap-siap bawa sangu biar gak pusing dan juga untuk ngirit. hehehe. Bekalku siang itu terdiri dari sepasang pisang ambon, cokelat kitkat, roti dengan selai kacang (kesukaanku), dan tentunya sebotol air mineral. Berangkat menuju ke stasiun Hilversum dianter ama Chiel, karena Chiel akan sekalian mau pergi ke Zutphen. Sampai stasiun, aku langsung menuju ke loket untuk beli tiket Hilversum-Leiden. Harga tiket sekitar 20 euro. Kereta yang akan membawaku ke Leiden datang 4 menit lagi. Sementara aku masih di atas padahal aku harus turun ke bawah. Waduh kayaknya gak ke kejar. Bener aja...pas aku baru turun ke bawah (dengan ngos-ngosan tentunya), keretaku bergerak jalan. Kereta snel trein yang langsung menuju Leiden.
Setelah tanya petugas kereta api, dia bilang aku bisa naik kereta yang di platform sebelah, tapi nanti turun di Amsterdam. Setelah itu baru aku ganti kereta lagi yang menuju ke Leiden. Ah ribet amat. Sepertinya dia tahu kalau pilihan itu membuat aku ribet. Akhirnya dia bilang lagi, kalau mau naik kereta yang gak usah pindah-pindah alias langsung ke Leiden, aku harus nunggu kira-kira 20 menit di platform yang sama. Ah mending nunggu 20 menit tapi gak ribet. Ternyata menunggu 20 menit gak lama, aku bisa cuci mata melihat orang-orang yang turun dan naik kereta, lihat gaya-gaya mereka. Ada oma-oma, ada anak muda dengan stylenya yang cihui, ada om-om yang netjes, ada cewek dengan pakaian yang eksentrik....sampai akhirnya kereta yang ditunggu pun tiba. Keretanya yang kunaiki kali ini bukan snel trein, tapi stop trein. Kereta di sini asik banget gak pernah sampai desek-desekan bahkan gerbong yang kududuki kali ini isinya cuma aku sendirian. Sendirian di gerbong!! Lumayan...bisa ngelamun. Kebetulan di gerbog ini aku bisa melihat jalur stasiun-stasiun yang bakal dilewati oleh kereta ini. Kalo ngeliat di jalur itu, kereta bakalan tiba di Leiden jam 12.10. Setelah ngelewatin Amsterdam dan Schiphol, kereta ini akan mentok di tujuan terakhir ke Dordrecht. Tanpa terasa keretaku melewati tunnel di Schiphol, yang masyaallah panjang dan gelap. Kereta pun dipacu kenceng banget. Kuping rasanya penging.
Pas lagi asik-asiknya ngelamun tiba-tiba datang petugas karcis, aku kira dia akan menagih tiketku. Ternyata kok dia sama sekali gak menagih karcisku. Dia malah menyapa, goede miedag...eh dia koreksi lagi goede morgen! Karena dia lihat jam masih pagi. Lucu en ramah sekali. Kereta di sini bener-bener gak pernah ngaret, sampai di Leiden jam 12.10 malah kurang 5 menit. Gileee kereta di sini asik banget. Semua tepat waktu. Sampai di stasiun centraal Leiden, Iwan udah nunggu sama Indah dan Ikyu.
Gak lama kemudian tantenya Iwan yang tinggal di Den Haag juga dateng. Kita ngobrol sebentar terus kita berpisah dengan tantenya Iwan. selanjutnya kita berempat (Iwan, Indah, Ikyu, dan Indi) jalan ke centrum. Kita mau lihat-lihat centrumnya Leiden. Hari itu cuaca lagi bagus banget. Matahari mencorong dengan sangat cerianya. Setelah capek berjalan menysuri jalan di centrum Leiden yang lumayan jauh, kita pun duduk di tepi kanal sambil minum ice lemon tea dan roti isi ikan salmon. Di tempat itu kita mengenang, bahwa dulu kita pernah janjian mau jalan-jalan ke Belanda. Omongan yang aku kira hanya sekedar omongan. Gak taunya kini ucapan itu bisa terwujud. Ajaib. Sungguh ajaib kita bisa ketemu di sini sesuai dengan ucap yang diamini semesta. Perjalanan dilanjutkan dengan terus menyusuri jalan-jalan melewati pertokoan, gereja, bangunan rumah tua, menaiki jembatan dengan kanal-kanal dengan kapal-kapan yang berlayar di bawahnya. Akhirnya kita pun berhenti dan foto-foto di lapangan rumput tepi kanal. Pas duduk di rumputan itu aku baru sadar ternyata kita berempat namanya berinisial I semua: Iwan, Indah, Ikyu, Indi. Ketika aku ngomong begitu eh Iwan juga pas nulis tentang hal itu juga di bukunya. Aneh. Dari tepi kanal itu, lalu kita lanjutkan lagi menyusuri jalan-jalan di Leiden. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan jam 7 mala. Tapi untungnya matahari bersinar, jadi hari terasa siang terus. Sesampainya di stasiun centraal Leiden, karena aku panik, aku gak sempet say goodbye pada Iwan, Indah, dan Ikyu, aku langsung lari ke platform 5a tempat keretaku menunggu. Aku pun langsung menaiki gerbong kereta. Tak lama kemudian kereta pun berangkat menuju Hilversum.
Dari pinggir jendela kereta, aku melihat pemandangan yang indah. seperti biasa....padang rumput dengan kuda, sapi, dan domba, rumah-rumah yang cantik.... sekitar satu sampai satu setengah jam (karena stop trein) akhirnya kereta berhenti di stasiun Hilversum. Begitu aku turun di stasiun...ternyata bisku jurusan Kerkelanden baru aja berangkat jam 21.29. Waduh aku harus nunggu lagi. Tapi untungnya...matahari masih terang, jadi aku gak takut nongkrong di stasiun sendirian. Setelah nunggu agak lama...akhirnya bis ku dateng juga. Aku pun setelah bayar 1.50 euro. Perjalanan memang gak jauh. Tapi bis ke Kerkelanden ini memang gak lewat dekat rumah, bis akan langsung belok ke jalan lain. Akhirnya aku harus turun di halte yang lumayan jauh. Dari situ aku harus meneruskan dengan jalan kaki. Bayangkan aku jalan sendirian di jalanan yang sunyi senyap. Tak ada seorang pun yang keluar apalagi jalan-jalan. Sesekali aku suka menengok ke belakang, takut ada orang yang membuntuti. Aku sering melalui jalan ini sendirian setiap kali harus pulang malam sehabis jalan-jalan ke luar kota dengan naik kereta. Aku pun menyebrangi jalan memasuki hutan yang gelap. Sesekali aku mendengar suara ranting yang jatuh. Sebetulnya aku sering merasa takut kalau malam-malam pulang sendirian memasuki hutan. Tapi gimana lagi memang rumah temanku di dalam hutan. hehehe. Alhamdulilah selamat juga sampai rumah kembali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar