Kamis, 28 April 2011
Jalan-jalan Ke Laren dan Baarn
Saat matahari mulai bersinar…dan hari sedikit terasa hangat, Indah mengajakku jalan-jalan alias wandelen ke kota Laren dan Baarn. Aku selalu suka melihat kota Laren. Dan Laren konon termasuk kota elite alias daerah mahal. Kotanya kecil, bangunan rumahnya indah dan lucu-lucu. Begitu pula centrumnya dengan toko-toko branded mungil: butik tas, pakaian, furniture, buku, restoran, yang semua tertata apik, seperti dalam cerita dongeng HC Andersen. Di tempat ini terdapat restoran poffertjes yang selalu banyak dikunjungi orang. Poffertjes dan wafel di resto ini dibuat dengan peralatan masak yang sudah sangat kuno dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Itulah mungkin salah satu daya tarik kedai ini, gayanya pun tempo doeloe banget. Koki dan pramusajinya memakai pakaian seragam berwarna putih. Kebanyakan pramusajinya anak-anak muda, yang mungkin bekerja paruh waktu di tempat itu untuk mencari tambahan uang jajan. Jika sedang ramai, banyak pengunjung yang harus mengantre untuk menikmati poffertjes maupun wafel di tempat ini. Kedai ini bukan hanya menyuguhkan sajian yang nostalgik tapi memang rasa poffertjes lezat sekali. Apalagi jika dinikmati dengan secangkir teh atau kopi. Setelah menikmati poffertjes dan secangkir teh…aku jalan-jalan melihat telaga di depan kedai dengan air mancur dan bebek-bebek yang cantik berenang di dalamnya. Banyak keluarga yang menikmati pemandangan di telaga ini. Aku melihat ada dua keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan anak-anaknya. Mereka bermain lempar tangkap telor ayam. Telor ayam di lempar dari seberang telaga lalu ditangkap dengan jaring jaket yang direntangkan. Kadang telor berhasil masuk dengan selamat dalam jaring jaket, tapi seringkali gagal dan telor pecah berhamburan. Wah ada-ada aja orang sini cari hiburan.
Ke Baarn
Setelah dari Laren, kami menuju Baarn. Di tempat ini terdapat kasteel dengan taman yang sangat luas. Kalau di Indonesia gaya penataan tamannya mirip dengan istana Bogor. Dulu yang punya kasteel ini orang yang sangat kaya raya. Di tamannya bukan hanya taman yang sangat luas, sungai, juga ada padang rumput dengan sapi-sapi yang gemuk. Gak kebayang si meneer pemilik kasteel ini dulu kerjanya apa ya?? Jangan-jangan dia ngeruk kekayaan ini dari Indonesia?? Masih di pekarangan luas dalam kasteel ini, ada tempat khusus menanam sayuran, bunga, dan tanaman bumbu. Katanya sih, bidang tanah yang ini memang disewakan kepada orang yang memang ingin berkebun tapi mungkin di rumahnya tidak memiliki cukup lahan untuk berkebun. Di Belanda sini banyak sekali orang yang menyewa lahan sepetak atau dua petak di luar kota untuk berkebun sayur mayur atau bunga. Hasil kebunnya bukan untuk dijual atau komersil tapi untuk dinikmati sendiri. Hidup sehat, menanam sayuran sendiri dengan pupuk dari alam. Groenten biologische banyak diminati orang-orang sini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar