Kamis, 28 April 2011

Ke Rumah Aminah


 Lalu di hari lainnya aku juga diajak ke tempat Aminah dan suaminya Dick, yang  tinggalnya masih di daerah Hilversum. Jam delapan malam, kami bertiga jalan kaki  ke rumahnya Aminah. Wah walau masih di daerah yang sama tapi bukan berarti dekat.  Tapi lumayanlah untuk olah raga.  Kami melewati jalan alternatif menyusuri pinggir sungai yang asri. Sampai di rumahnya kami disambut dengan ramahnya.  Secangkir teh, kopi, dan wine langsung tersuguh di meja. Waduh lumayan, abis kedinginan dan capek di jalan. Aminah rajin menanam, aneka bunga dari anggrek, tulip, rondodendron, narcis…lily of the valley semua tertata apik di kebuh depan dan belakang rumahnya. Aminah yang berasal dari Cirebon diboyong oleh Dick ke Belanda ini sudah puluhan tahun. Tapi dia sering sekali pulang ke kampungnya di Arjawinangun, malah nyaris tiap tahun. Katanya di desanya enak, tiap pagi bisa jalan-jalan di sawah walau itu sawahnya orang. Terus ketemu ibu dan banyak sodaranya.  Aminah logat sundanya masih sangat kental. Dia pandai membuat sambal terasi. Sambal terasinya mantap banget, karena terasinya langsung dibawa dari kampungnya di Cirebon.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar