Senin, 16 Mei 2011

Belanja yuk belanja.




Pagi kemaren sekitar jam 9.30 kita berencana mau ke pasar kaget di Hilversum. Pasar seperti ini memang hanya ada di hari Rabu dan Sabtu letaknya deket centrum. Bangun pagi aku langsung minum teh  (kebiasaan selama di sini dan aku biasa minum teh sosro yang aku bawa dari Jakarta) lalu makan roti habis itu aku ganjal lagi dengan minum segelas susu untuk bahan bakar menggenjot sepeda. Pagi itu cuaca sangat cerah. Matahari bersinar dengan terang. Udara pun terasa hangat. Hari seperti ini orang-orang di sini sudah melepas jaket dan syalnya, tapi aku masih harus memakai jaket dan syal untuk menghalau angin. Karena cuaca sangat indah ntah bagaimana juga mempengaruhi mood. Selama hampir sebulan di sini aku sudah mulai mengetahui slag menggenjot sepeda. Aku tidak lagi terlalu bersemangat di awalnya, tapi sepeda kugenjot pelan tapi konstan. Sepeda yang aku naiki memang ada verseneling otomatis. Kadang suka ngeri juga ketika sampai di jalan dengan mobil di sebelah kiri dan jalur sepeda sempit hanya kurang lebih 5 jengkal dan itu pun juga masih harus berbagi dengan sepeda-sepeda lain. Aku suka takut jatuh juga.Tanpa terasa kita sampai di pasar. Pasarnya memang baru buka. Di pasar sini dijual aneka bunga  dan bunganya pun tergantung musimnya. Selain itu juga ada tanamanan, mulai dari tanaman sayur, bumbu-bumbu sampai jagung manis yang semua dijual dalam ukuran yang masih kecil, mungkin baru sejengkal tangan. Selain itu di pasar ini juga banyak digelar pakaian, t-shirt, celana panjang dengan versi pasar tentunya. Aneka pernik tanaman dan bunga seperti keranjang rotan, vas bunga, aneka lilin dan tempatnya yang cantik, lampu taman. Wah sepertinya orang-orang Belanda suka sekali pernik seperti ini. Keranjang rotan itu di cat warna putih atau abu-abu. Selain itu ada juga pedagang ikan, keju, buah-buahan. Dan yang menurutku unik ada salah satu pedagang asal Suriname yang menjual singkong (dengan masih ada kulitnya sementara kalo beli di supermarket besar singkong sudah dikupas dan dikukus lalu dibekukan), lalu ada labu, ubi, oyong, sayuran, pokoknya dagangan yang dijual oleh orang Suriname ini  bener-bener seperti yang biasa kita liat di Indonesia. Di kedai pak Suriname ini Indah membeli ubi. Hari itu Indah  juga membeli 2 potong nanas yang sudah dikupas seharaga 1 euro lebih (dulu katanya nanas ini termasuk buah tropis yang eksklusif tapi sekarang sudah tidak lagi), beli buah stroberi, lampu taman dan lilin untuk diberikan kepada temannya di Amersfoort. Ia juga membeli asparagus dan beberapa tanaman sayur. Keranjang sepedanya di kiri kanan penuh dengan barang belanjaan. Kita pun meluncur pulang. Sampai di rumah kok kepala kliyengan ya??? Ah akhirnya bikin teh anget lagi dan makan pisang. Ditambah lumpia yang dimakan dengan sambal botol. Hm...yummy!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar