Sabtu, 14 Mei 2011
Ngobrol dengan Indah
Mertuanya indah yang sudah berusia 101 tahun pun, masih suka mengganti bunga di kebunnya setiap musim semi. Di sini aku sering melihat orang-orang tua yang hidup di rumah jompo masih suka berjalan kaki membeli bunga, perg ke supermarket, atau sekedar menghirup hangatnya sinar mentari. Mereka masih aktif. Malah di Monschau aku melihat nenek-nenek naik moge. Waduh hebat semangatnya masih menyala-nyala. Mereka masih aktif bahkan sangat menikmati hidupnya.Jika matahari bersinar terang, Indah bilang dia gak mau berada di dalam rumah. "Sayang kan. Aku lebih suka berkebun atau sekedar minum kopi di backyard," katanya. "Kalau kena sinar matahari kulit jadi gak pucat, badan juga jadi kuat" tambahnya lagi
Begitulah saat matahari bersinar dan temperatur 22 atau 23 derajat celsius, kita biasa duduk atau makan di backyard. Biasanya kita ngobrol ngalor ngidul. Tentang hidup tentang spiritual tentang tanaman, ah banyak sekali. Tapi salah satu yang menarik, saat dia cerita tentang bagaimana nanti kalau dia mati. "Aku masih gak kepikir loh nanti kalau mati mau dikubur atau dikremasi. Kalau dikremasi nanti abunya dikemanain ya??," katanya geli. "Aku juga suka berkhayal kalau nanti mati nanti mau diiringi musik yang ini. eh tapi kalau denger lagu enak yang lain, jadi berubah lagi. hehe," ujarnya lagi. "Pernah suatu hari aku bilang ke Riana dan Chiel, nanti kalau mama mati dan kalau mau dateng ke rumah pake tanda ya biar kalian tahu. Tandanya lampu kedip-kedip," kata indah sambil ketawa. "Eh Riana langsung jawab, Nee Mama!. Terus si Chiel bilang, kalau dateng jangan sering-sering," kata Indah geli. "Kok didatengin malah gak mau yaa. hehe," kata Indah menahan tawa. Indah juga bilang, di sini banyak orang yang mendonasikan tubuhnya setelah mati untuk orang-orang yang membutuhkan agar orang yang membutuhkan itu bisa melanjutkan hidupnya. Tapi kata indah, dia gak mau atau belum mau seperti itu. Karena dia gak rela kalau bagian dari tubuhnya nanti akan didonasi kepada orang yang salah.
Cuaca masih suka gak konsisten. Kemaren hawa hangat matahari bersinar. Sekarang hawa jadi dingin. Biasanya pagi-pagi udah mandi tapi hari ini malas sekali. Bangun juga tadi kesiangan. Biasanya jam 7 pagi udah turun. Tadi pagi jam sembilan pagi baru turun. Gak enak sama tuan rumah yang udah mulai beraktifitas... hehehe. Indah udah mulai melakukan pekerjaan kantornya yang dikerjakan di rumah. Chiel mulai berkebun. Turun ke bawah aku sarapan pop mie. Tapi hanya separoh. Terus aku memanaskan nasi yang kuambil dari kulkas dan tempe santan cabe ijo pete, dan oseng kacang panjang di microwave. Dan seperti biasa, teh green tea.Tadi Indah cerita, makelaar rumahnya datang. Harga tanah di Hilversum makin hari makin naik. Kalo tadinya setahun 15.000 euro. Sekarang mau naik jadi 18 atau 20.000 euro setahunnya. Bussettt mahal banget. Berapa tuh kalo di kurs ke rupiah?? Suatu saat nanti memang rumah ini akan dijual. Sebelum dijual rumah akan dibagusin dulu, biar harganya bisa naik dan juga bagus. Untuk itu Indah dan suaminya, menambah lagi kamar mandi di ruang kerja dan dapur yang semuanya dikerjakan sendiri. Bayangin memasang tegel sendiri, memasang kloset, memasang wastafel, kran sendiri. Aduuh hebatnya. Jadinya rapih sekali seperti buatan tukang profesional. Salut deh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar